Kamis, 22 Maret 2012

Tari Klasik dalam Pentas Seni Bulanan

logo SUARA MERDEKA

Tari Klasik dalam Pentas Seni Bulanan

DUA bocah dengan dandanan bak pangeran menari di atas panggung di tengah Alun-alun Kota Tegal, Sabtu (19/11) malam. Dengan menggunakan tombak, mereka berperang dengan langkah mengikuti irama yang melantun. Mereka tampil dalam Pentas Seni Bulanan yang diselenggarakan Dewan Kesenian Kota Tegal bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Seni Budaya (Dishubparsenibud).
Tarian yang dibawakan kedua bocah usia SD itu, menurut pembinanya, Sri Damayanti, atau lebih akrab dipanggil Yanti, dinamakan Tari Bugis Kembar.
Tarian tersebut merupakan tarian asal Makassar yang diimplementasikan dalam tari jawa.
Selain Bugis Kembar, ditampilkan juga tari klasik lainnya, yakni tari beskalan. Tarian tersebut dibawakan tiga penari perempuan.
Tari itu merupakan tari penyambutan.
Asal mula tari tersebut, kata Yanti, lulusan Fakultas Seni Pertunjukan Jurusan Seni Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, merupakan tarian dari Jawa Timur yang diadaptasikan dengan budaya Jawa Tengah. "Mulanya tarian dibawakan oleh penari pria karena konon di Malang, Jawa Timur, perempuan tidak diperbolehkan menari. Namun kemudian lambat laun ditampilkan pula penari perempuan dengan topeng. Sekarang, dapat pula ditampilkan penari perempuan tanpa topeng," ujar dia.
Yanti bersama suaminya, Priambodo, dengan latar belakang pendidikan sama, mendirikan Sanggar Tari Perwitasari.
Sanggar yang berlokasi di Jl Sukardi No 32 itu didirikan pada 2003 dan kini mempunyai sekitar seratus siswa.
Majukan Seni
Sanggar tersebut didirikan untuk memajukan seni tari di Kota Tegal.
"Kami merasa prihatin melihat seni tari di Kota Tegal cenderung ketinggalan jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Pemalang dan Pekalongan, apalagi Solo dan Yogyakarta," ujar dia.
"Sekarang, alhamdulillah, Kota Tegal cukup diperhitungkan dalam pekan seni yang diselenggarakan setiap tahun. Prestasi terakhir Kota Tegal yang menampilkan tari Bugis Kembar adalah juara II tingkat Karesidenan," tambahnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar