Jumat, 15 Juni 2012

Perkembangan Seni Tari Tradisional Indonesia

Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika RI tari tradisional Indonesia masih dalam kemasan yang kurang menarik.Benarkah itu?


I Made Bandem mengatakan, perkembangan tari di Indonesia ada beberapa tahap, antara lain perkembangan tari yang bersifat sakral, dimana umumnya bersifat komunitas dengan anggotanya masyarakat itu sendiri dan digunakan untuk kepentingan masyarakat, seperti tari Sahyang di Bali.
Perkembangan tari yang bersifat klasik, seperti tari Legong Kraton yang merupakan tari klasik di Bali dimana tarian tersebut memiliki filosofi, peraturan dan ada struktur dramanya.
Kedua tari tersebut masih ada dan masih terus berkembang sampai sekarang dan menjadi seni pertunjukan.
“Namun, yang menjadi masalah adalah bagaimana kita mengemasnya menjadi menarik,” katanya di di Jakarta Kamis (12/7), dengan menambahkan pemasaran tari bisa melalui pasar-pasar seni, festifal,musium dan yayasan seni.
Dia juga menyayangkan belum adanya lembaga khusus yang menangani pementasan tari untuk acara-acara festifal, padahal banyak acara festival di negara-negara lain dibuka oleh tarian tradisional dari Indonesia.
“Masalah lain yang timbul dalam pemasaran tari di Indonesia adalah kurangnya data base tari tradisional di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Ia juga menyarankan kepada para koreografer tari untuk terus mencipta dan mengemas tarian agar lebih menarik.
Sementara itu, Guru Besar ISI Surakarta Rahayu Supanggah mengatakan tarian dan musik tradisional memiliki keistimewaan dan keunggulan yang sama.
“Masyarakat di luar Indonesia semula menganggap seni musik Indonesia hanya sesuatu hal yang eksotis. Sekarang, mereka menganggap musik Indonesia sebagai sumber inspirasi, materi, bahasa dan daya tarik potensial untuk menyegarkan musik di berbagai dunia,’ tambahnya.
Namun, menurutnya, masalah yang dihadapi dalam perkembangan musik tradisional dengan tari tradisional hampir sama dengan segi pendukung atau pelaku memiliki latar belakang pendidikan, sosial ekonomi dan pergaulan yang terbatas.
“Kebutuhan juga menjadi faktor penting dalam pemasaran produk seni, artinya menciptakan dan mengemas tarian dan musik harus mengetahui kebutuhan dan selera masyarakat,” katanya.
Networking juga menjadi salah satu kunci sukses pemasaran musik Indonesia tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar