Senin, 15 Oktober 2012

TESTIMONI DRUPADI di Teater Arena Taman Budaya Surakarta




SOLO, 15/10 - TESTIMONI DRUPADI. Pemain Teater RSPD asal Tegal mementaskan cerita berjudul "Testimoni Drupadi" di Teater Arena Taman Budaya Surakarta (TBS) Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/10) malam. Testimoni Drupadi tersebut mengisahkan perjuangan Drupadi dalam mencari keadilan saat Perang Bharatayudha.  ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo.

Minggu, 24 Juni 2012

Teater RSPD Tegal Gelar Pementasan ke-69



Kelompok Teater RSPD Tegal, Jawa Tengah, akan mengadakan pementasan drama berjudul Testimoni Drupadi di Teater Arena Taman Budaya Kota Tegal, Sabtu (7/7/2012).
Pementasan itu merupakan pementasan ke-69, dari kelompok teater yang sudah berdiri sejak 1978 tersebut.
Penulis naskah dan sutradara Testimoni Drupadi, Yono Daryono , Rabu (13/6/2012), mengatakan, pentas drama akan melibatkan sekitar 25 orang pemain. Kegiatan tersebut sebagai upaya membangkitkan kembali gairah berteater di Kota Tegal.
Menurut Yono, Testimoni Drupadi akan berkisah mengenai sumpah Drupadi, dalam membela harga diri dan martabatnya. Drama itu merupakan rekonstruksi legenda teater Jawa, melalui tari, narasi, dialog, dan tembang.
Pementasan akan menampilkan kolaborasi tari tari tradisi Jawa, moderen, dan kontemporer.


Jumat, 22 Juni 2012

Pelestarian Budaya Indonesia

              Indonesia memiliki banyak kebudayaan seperti wayang kulit,tarian,alat musik,rumah adat,sastra,pakaian,patung,makanan, dan gambar. Namun, dari semua budaya di Indonesia yang paling banyak mendapat sorotan khusus adalah Tarian,musik, dan wayang kulit.Bagaimana tidak, ketiga bidang kesenian itu telah menjadi perbincangan banyak publik.Seperti yang diberitakan oleh kalangan media Negara Tetangga mengklaim bahwa tari Pendhet dari Bali,Reog Ponorogo Jatim,Wayang Kulit Jateng,dan yang terbaru adalah Tari Tor-Tor dan alat musik Gordang Sambilan dari suku Batak Sumatera Utara.Ketika masyarakat Indonesia ada yang menggunakan budaya barat sebagai pertunjukan dan Budaya sendiripun dilupakan,padahal Indonesia memiliki banyak ragam Budaya.Masyarakat telah lengah akan hal tersebut.




              Apakah sekarang Indonesia akan kehilangan aset budaya tersebut?yang sekarang bisa kita lakukan sebagai masyarakat Indonesia adalah tetap melestarikan dan menjaga kebudayaan sendiri karena itu telah menjadi ciri khas tersendiri bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Kenapa selalu Indonesia yang menjadi incaran?Apakah mereka minim seniman/seniwati?mungkin dari hal tersebut kita bisa interospeksi dirikita sendiri tentang bagaimana pentingnya budaya Indonesia.Maka,Banggalah menjadi orang Indonesia !!

Senin, 18 Juni 2012

Tari Tor-tor Asli Batak Diklaim Malaysia


JAKARTA, suaramerdeka.com - Malaysia kembali mengklaim hasil kebudayaan asli Indonesia menjadi miliknya. Kali ini, negeri jiran itu akan memasukkan tari Tor-tor dan Gordang Sambilan sebagai peninggalan nasional mereka.
Di Indonesia, dua kesenian itu dikenal sebagai kebudayaan masyarakat Batak, Sumatera Utara. Bahkan, tari Tor-tor selalu ditarikan dalam upacara adat masyarakat Batak. Namun kini, Malaysia dengan berani akan meregistrasi kebudayaan itu berdasarkan Bab 67 Undang-undang Peninggalan Nasional 2005.
"Pertunjukan periodik harus diadakan. Artinya, tarian harus disajikan sementara irama gendang harus dimainkan di depan publik," kata Menteri Informasi, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Seri Rais Yatim, sebagaimana dikutip laman Bernama.
Menurut Rais, mempromosikan kebudayaan dan seni Mandailing sangat penting, sebab bisa mengungkap asal-usulnya. Selain itu bisa mempererat persatuan dan kesatuan dengan masyarakat lainnya. Sejalan dengan konsep Malaysia, upaya masyarakat Mandailing untuk mengangkat seni dan budaya mereka telah didukung oleh kementerian untuk diakui dan dikenalkan ke publik Malaysia.

Jumat, 15 Juni 2012

Perkembangan Seni Tari Tradisional Indonesia

Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika RI tari tradisional Indonesia masih dalam kemasan yang kurang menarik.Benarkah itu?


I Made Bandem mengatakan, perkembangan tari di Indonesia ada beberapa tahap, antara lain perkembangan tari yang bersifat sakral, dimana umumnya bersifat komunitas dengan anggotanya masyarakat itu sendiri dan digunakan untuk kepentingan masyarakat, seperti tari Sahyang di Bali.
Perkembangan tari yang bersifat klasik, seperti tari Legong Kraton yang merupakan tari klasik di Bali dimana tarian tersebut memiliki filosofi, peraturan dan ada struktur dramanya.
Kedua tari tersebut masih ada dan masih terus berkembang sampai sekarang dan menjadi seni pertunjukan.
“Namun, yang menjadi masalah adalah bagaimana kita mengemasnya menjadi menarik,” katanya di di Jakarta Kamis (12/7), dengan menambahkan pemasaran tari bisa melalui pasar-pasar seni, festifal,musium dan yayasan seni.
Dia juga menyayangkan belum adanya lembaga khusus yang menangani pementasan tari untuk acara-acara festifal, padahal banyak acara festival di negara-negara lain dibuka oleh tarian tradisional dari Indonesia.
“Masalah lain yang timbul dalam pemasaran tari di Indonesia adalah kurangnya data base tari tradisional di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Ia juga menyarankan kepada para koreografer tari untuk terus mencipta dan mengemas tarian agar lebih menarik.
Sementara itu, Guru Besar ISI Surakarta Rahayu Supanggah mengatakan tarian dan musik tradisional memiliki keistimewaan dan keunggulan yang sama.
“Masyarakat di luar Indonesia semula menganggap seni musik Indonesia hanya sesuatu hal yang eksotis. Sekarang, mereka menganggap musik Indonesia sebagai sumber inspirasi, materi, bahasa dan daya tarik potensial untuk menyegarkan musik di berbagai dunia,’ tambahnya.
Namun, menurutnya, masalah yang dihadapi dalam perkembangan musik tradisional dengan tari tradisional hampir sama dengan segi pendukung atau pelaku memiliki latar belakang pendidikan, sosial ekonomi dan pergaulan yang terbatas.
“Kebutuhan juga menjadi faktor penting dalam pemasaran produk seni, artinya menciptakan dan mengemas tarian dan musik harus mengetahui kebutuhan dan selera masyarakat,” katanya.
Networking juga menjadi salah satu kunci sukses pemasaran musik Indonesia tambahnya.

Selasa, 15 Mei 2012

Sejarah Wayang Kulit Jawa



        



        Wayang Kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual,dewa , atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh parapesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik , yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.
        Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan standard tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.
        Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur.

PEMBUATAN WAYANG KULIT
       
         Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda.
          Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang. Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront. 

         

Kamis, 10 Mei 2012

Karnaval Batik Tegal 2012



Seakan tidak ingin tertinggal dari Yogyakarta, Solo, atau pun JemberKota Tegal juga akan menggelar sebuah event karnaval khas daerahnya yang bercorak batik. Acara yang pertama kali digelar tersebut bertajuk Karnaval Batik Tegalatau Batik Carnival dan akan dilangsungkan pada 28 April 2012 di pusat Kota Tegal. Kegiatan ini dilangsungkan dengan tujuan memperkenalkan koleksi batik Tegalan dalam rupa rancangan busana, juga berkaitan dengan hari jadi Kota Tegal ke-432. 

Acara ini akan diikuti 125 peserta dan designer handal dengan melibatkan siswa sekolah tingkat pertama hingga perguruan tinggi serta sejumlah perusahaan swasta di Kota Tegal. Karnaval akan dimulai sore hari dimulai dari Pendopo Balai Kota kemudian berpawai di sepanjang jalan protokol sekira 3 km. Pawai tersebut nantinya merupakan pawai umum yang melibatkan pawai pejalan kaki dan pawai kendaraan bermotor dengan tema batik tegalan.

Karnaval Batik Tegal juga akan melibatkan desainer luar Tegal untuk memamerkan rancangannya. Disajikan pula berbagai mode pakaian dengan bahan khusus batik khas Tegalan. Batik Tegalan memiliki corak khas tersendiri yang khas membedakan dengan corak batik dari daerah lain seperti batik Solobatik Pekalonganbatik Cirebonbatik Madura, ataupun batik Yogyakarta.

Untuk memeriahkan acara nantinya akan digelar berbagai macam perlombaan, hiburan seni dan pementasan. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkenalkan batik tegalan kepada masyarakat dan mendukung Program Rumah Karnaval agar agenda karnaval tersebut menjadi bagian dari agenda karnaval batik lainnya. 

Kabupaten Tegal sendiri merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan ibu kota Slawi. Kota ini terbilang Strategis karena berada dijalur lintas antara Semarang - Tegal - Cirebon serta Semarang - Tegal - Purwokerto dan Cilacap. Untuk menuju kota Tegal, Anda dapat melalui angkutan umum nasional lintas Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surabaya. Ada pula kendaraan bus dan minibus rute luar kota seperti lintas Semarang-Cirebon, Semarang-Tegal, Tegal-Purwokerto dan dalam kota seperti lintas Tegal-Pemalang, Tegal-Slawi, Tegal-Brebes, dan lainnya. Kota Tegal juga dilewati moda kereta api transit dari jalur JakartaSemarang, maupun Surabaya.

Minggu, 06 Mei 2012

Home





?Selamat dating di Sanggar Seni Perwitasari.

Jl.Sukardino.32 rt.03 rw.1 
Kemandungan Tegal


Sabar iku ingaran mustikaning laku
Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning ngaurip
Jumbuh karo unine bebasan, sabar iku kuncining swarga, ateges marganing kamulyan
Nanging ora ateges gampang pepes kentekan pengarep-arep
Suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing salumahe jagad iki

KARYA SASTRA JAWA KUNO



Sastra jawa di awal timbulnya tampak sekali dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu di India, sebab selama lebih sepuluh abad, sekurang kurangnya dari abad 5 sampai dengan abad 15, “Indonesia termasuk dalam Indianzed States”, yakni negara negara yang terpengaruh peradaban dan Agama dari India.
Pengaruh India tersebut tampak pada hasil kesusastraan jawa yang meliputi karya abad 8 sampai dengan abad 15.,atau yang meliputi masa semenjak pemerintahan Raja Sindok tahun ± 930, sampai jatuhnya Kediri ( 1222 ) dan jaman Singosari – Majapahit ( abad 13 – akhir abad 15 ).
Ciri ciri yang nampak bahwa adanya pengaruh Sastra India tersebut , antara lain :
1. Karya Sastra Jawa Kuno ditulis dengan ,menggunakan bahasa Sansekerta.
2. Didalam karya karya sastra jawa Kuno itu tercermin paham agama hindu dan Budha.
3. Pola cerita dalam karya Sastra Jawa Kuno, bersumber dari cerita cerita India ( terutama bersumber pada Ramayana dan Mahabarata. )
4. Jenis sastra yang mula mula berkembang tampak mempunyai pola konvensi Sastra Sansekerta, yaitu berpedoman pada metrum karya india.
Karya sastra india yang biasanya dipakai sumber dalam penulisan cerita dalam sastra Jawa Kuno adalah :
1. Mahabarta atau Astadasaparwa karangan Wyasu ( Byosa )
2. Rawamavadha karangan Bhaktikavya
3. Panca Tantular
4. Hariwangsa
5. Rangkuwangsa karangan Kalidasa dan sebagainya.
Biasanya karya karya sastra diatas digubah menjadi kakawin atau prosa.
Contoh :
1. Mahabarata yang asal mulanya berupa sloka digubah menjadi prosa yang pada karya aslinya terdiri dari 18 parwa, yang dapat ditemui dalam versi Jawa Kuno hanya 9 parwa saja yaitu : Adiparwa, sobhaparwa, Wirataparwa , Bhimaparwa , Astramawasaparwa, Mosalaparwa, Prostanikaparwa dan Swarga Robanaparwa.
2. Ravanavadha, sebagian besar digubah menjadi Ramayana kakawin
3. Pancatantra, biasanya dipakai sebagai seumber penulisan , Tantri kamandaka, yang isinya tentang ceita / dongeng hewan.
4. Raghuwangsa , karangan pujangga Kalidosa, juga diambil sebagai sumber cerita Sumana samatika kakawin.




KARYA SASTRA JAWA KUNO GOLONGAN MUDA DIANTARANYA ADALAH :
1. Wanaparwa, dipakai sebagai sumber penulisan , Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa.
2. Udjaguparwa, Bhismapariwa, Dranaparwa, Karna parwa dipakai sebagai sumber penulisan Bharata Yudha gubahan mpu Sedah dan Panuluh.
3. Wirataparwa, khusus episode Abhimanyu Utari, dipakai sumber penulisan Ghatotkaca Sraya kakawin, gubahan mpu panuluh
4. Uttharakandha, sebagian juga diambil sumber penulisan Arjuna Wiwaha Kakawin , karya mpu Kanwa.

Jumat, 20 April 2012

Sejarah Wayang Indonesia


Sekilas sejarah wayang di Indonesia

15SEP
Pewayanganwayang berasal dari kata wayangan yaitu sumber ilham dalam menggambar wujud tokoh dan cerita sehingga bisa tergambar jelas dalam batin si penggambar karena sumber aslinya telah hilang, di awalnya, wayang adalah bagian dari kegiatan religi animism menyembah ‘hyang’, itulah inti-nya dilakukan antara lain di saat-saat panenan atau taneman dalam bentuk upacara ruwatan, tingkeban, ataupun ‘merti desa’ agar panen berhasil atau pun agar desa terhindar dari segala mala (masih ingat lakon ‘sudamala’, kan?)
di tahun (898 – 910) M wayang sudah menjadi wayang purwa namun tetap masih ditujukan untuk menyembah para sanghyang seperti yang tertulis dalam prasasti balitung sigaligi mawayang buat hyang, macarita bhima ya kumara (terjemahan kasaran-nya kira-kira begini : menggelar wayang untuk para hyang menceritakan tentang bima sang kumara) di jaman mataram hindu ini, ramayana dari india berhasil dituliskan dalam bahasa jawa kuna (kawi) pada masa raja darmawangsa, 996 – 1042 M
mahabharata yang berbahasa sansekerta delapan belas parwa dirakit menjadi sembilan parwa bahasa jawa kuna lalu arjuna wiwaha berhasil disusun oleh mpu kanwa di masa raja erlangga
sampai di jaman kerajaan kediri dan raja jayabaya mpu sedah mulai menyusun serat bharatayuda yang lalu diselesaikan oleh mpu panuluh tak puas dengan itu saja, mpu panuluh lalu menyusun serat hariwangsa dan kemudian serat gatutkacasraya menurut serat centhini, sang jayabaya lah yang memerintahkan menuliskan ke rontal (daun lontar, disusun seperti kerai, disatukan dengan tali) di jaman awal majapahit wayang digambar di kertas jawi (saya juga tidak tahu, apa arti ‘kertas jawi’ ini ) dan sudah dilengkapi dengan berbagai hiasan pakaian
masa-masa awal abad sepuluh bisa kita sebut sebagai globalisasi tahap satu ke tanah jawa
kepercayaan animisme mulai digeser oleh pengaruh agama hindu yang membuat ‘naik’-nya pamor tokoh ‘dewa’ yang kini ‘ditempatkan’ berada di atas ‘hyang’
abad duabelas sampai abad limabelas adalah masa ‘sekularisasi’ wayang tahap satu dengan mulai disusunnya berbagai mythos yang mengagungkan para raja sebagai keturunan langsung para dewa abad limabelas adalah dimulainya globalisasi jawa tahap dua kini pengaruh budaya islam yang mulai meresap tanpa terasa dan pada awal abad keenambelas berdirilah kerajaan demak ( 1500 – 1550 M ) ternyata banyak kaidah wayang yang berbenturan dengan ajaran islam maka raden patah memerintahkan mengubah beberapa aturan wayang yang segera dilaksanakan oleh para wali secara gotongroyong wayang beber karya prabangkara (jaman majapahit) segera direka-ulang dibuat dari kulit kerbau yang ditipiskan (di wilayah kerajaan demak masa itu, sapi tidak boleh dipotong untuk menghormati penganut hindu yang masih banyak agar tidak terjadi kerusuhan berthema sara . . . )
gambar dibuat menyamping, tangan dipanjangkan, digapit dengan penguat tanduk kerbau, dan disimping sunan bonang menyusun struktur dramatika-nya sunan prawata menambahkan tokoh raksasa dan kera dan juga menambahkan beberapa skenario cerita raden patah menambahkan tokoh gajah dan wayang prampogan sunan kalijaga mengubah sarana pertunjukan yang awalnya dari kayu kini terdiri dari batang pisang, blencong, kotak wayang, dan gunungan
sunan kudus kebagian tugas men-dalang ‘suluk’ masih tetap dipertahankan, dan ditambah dengan greget saut dan adha-adha pada masa sultan trenggana bentuk wayang semakin dipermanis lagi mata, mulut, dan telinga mulai ditatahkan (tadinya hanya digambarkan di kulit kerbau tipis) susuhunan ratu tunggal, pengganti sultan trenggana, tidak mau kalah dia ciptakan model mata liyepan dan thelengan (joan crawford pun mestinya bayar royalti pada dia, nih !)
selain wayang purwa sang ratu juga memunculkan wayang gedhog yang hanya digelar di lingkungan dalam keraton saja
sementara untuk konsumsi rakyat jelata sunan bonang menyusun wayang damarwulan jaman kerajaan pajang memberikan ciri khas baru wayang gedhog dan wayang kulit mulai ditatah tiga dimensi (mulai ada lekukan pada tatahan) bentuk wayang semakin ditata : raja dan ratu memakai mahkota/topong rambut para satria mulai ditata, memakai praba dan juga mulai ditambahkan celana dan kain
di jaman ini pula lah sunan kudus memperkenalkan wayang golek dari kayu sedang sunan kalijaga menyusun wayang topeng dari kisah-kisah wayang gedog dengan demikian wayang gedog pun sudah mulai memasyarakat di luar keratin di masa mataram islam wayang semakin berkembang
panembahan senapati menambahkan berbagai tokoh burung dan hewan hutan dan rambut wayang ditatah semakin halus sultan agung anyakrawati menambahkan unsur gerak pada wayang kulit pundak, siku, dan pergelangan wayang mulai diberi sendi posisi tangan berbentuk ‘nyempurit’ dengan adanya inovasi ini muncul pula tokoh baru : cakil, tokoh raksasa bertubuh ramping yang sangat gesit dan cekatan sultan agung anyakrakusuma, pengganti beliau, ikut menyumbang bentuk mata semakin diperbanyak dan pada beberapa tokoh dibuat beberapa wanda (bentuk)
setelah semua selesai dilaksanakan, diciptakan seorang tokoh baru raksasa berambut merah bertaji seperti kuku yang akhirnya disebut ‘buta prapatan’ atau ‘buta rambutgeni’ (catatan hms : mungkinkah ini ada kaitannya dengan berdirinya voc di tahun 1602 ? ) berbagai inovasi dan reka-ulang wayang masih terus berlangsung dari jaman mataram islam sampai jaman sekarang
a.l. dengan munculnya ide-ide ‘nyeleneh’ para dhalang berbagai peralatan elektronis mulai ikut berperan dalam tata panggung maupun perangkat gamelan begitu pula dalam hal tata pakaian yang dikenakan oleh ki dhalang, pesinden, maupun para juru karawitan dalam hal skenario-nya pun senantiasa ada pergeseran sehingga kini sudah semakin sulit dihakimi
mana yang cerita ‘pakem’ dan mana ‘carangan’ (cerita tentang asal-usul semar, misalnya, ada beberapa versi yang semuanya layak untuk dipelajari )

Nama - Nama Tarian di Jateng


Tarian Jawa Tengah
JAWA TENGAH Kesenian Tari
Tarian Jawa Tengah
- Bedhaya Ketawang
Bedhaya Ketawang adalah juga salah satu tarian tradisional yang datang dari SOLO dan Jogja ( Pulau Jawa bagian Tengah). Kita sering lihat tarian ini dalam beberapa aktivitas seperti suatu upacara penobatan raja, festival atau pertunjukan. Bedhaya Ketawang dimainkan oleh 9 penari. Masing-Masing penari mempunyai tugas dan nama khusus. Nama mereka adalah Batak ( penari pertama), Endhel Ajeg, Endhel Weton, Apit Ngarep, Apit Mburi, Apit Meneg, Gulu, Dhada, dan Boncit.
Tarian ini pada umumnya ditemani oleh Musik Jawa Orkes yang disebut Gamelan. Gamelan ini dinamai Gamelan Kyai Kaduk Manis yang terdiri dari dari banyak instrumen musik seperti kendhang Ageng ( kendhang besar), Kendhang Ketipung, Kenong, dan kethuk
- Tari Serimpi Dan
- Tari Merak

- Tari watang (pasukan tombak remaja perkasa),
- Tari jemparing putri (pasukan panah gadis-gadis ayu),
- Tari jathilan (Jaran Kepang, pasukan berkuda yang sigap dan semangat) masing-masing dengan kostum budaya Jawa yang adhi luhung.
- Seni Barong Blora, merupakan salah satu kesenian rakyat yang sangat populer di kalangan masyarakat Blora. Alur cerita bersumber dari hikayat panji. Di dalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti spontanitas, sederhana, keras, kompak yang dilandasi kebenaran. Kesenian barongan berbentuk tarian kelompok yang terdiri dari tokoh Singo Barong, Bujangganong, Joko Lodro/Gendruwon. Jaranan/Pasukan Berkuda, serta prajurit.
- Topeng Ireng kepanjangan dari Tata Lempeng Irama Kenceng yang artinya baris lurus irama keras. Topeng ireng hidup dan berkembang di lereng Gunung Merbabu dan Merapi. Kesenian itu sering dipergunakan untuk acara hajatan. Sekelompok penari dengan sepatu gemerincing dan kostum bak Indian Boyolali, topi bulu ayam, kain berwarna-warni memainkan tarian dinamis yang mengundang tepuk tangan penonton.
- Tari Aplang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara. Dahulu Tari Aplang digunakan untuk syiar Agama Islam. Aplang berasal dari kata ndaplang yang berarti tangan digunakan seperti gerakan silat. Tarian ini ditarikan oleh remaja putra-putri dengan diiringi rebana, bedug, kendang dan nyanyian syair salawatan. Kostumnya model Islam Jawa yang indah dipandang mata. Kembali ke Jatidiri Bangsa Kabupaten Banjarnegara.
- Singo Barong. Kesenian ini merupakan kesenian tradisional asli rakyat Demak, yang dilatar belakangi sejarah Demak. Hutan Glagah Wangi akan dijadikan pemukiman, namun Sang Penunggu yang merupakan sosok gaib Singo Barong Kembar tidak mau menerimanya. Dengan kesaktian “Cemeti Saptomowo” siluman Singo Barong dapat ditaklukkan. Prajurit dengan kostum surjan menaiki Kuda Kepang warna-warni yang indah.
- Tari Gondoriyo. Perpaduan antara tari, teater dan gerak akrobatik. Ceritera diambil dari babad panji yaitu kisah cinta Raden Panji Asmarabangun adri Jenggala yang mempersunting Dewi Sekartaji dari Kediri. Untuk adapat mempersunting putri tersebut Raden Panji harus dapat mempersembahkan seekor singo barong yang dapat berbicara. Joko Lodro utusan Raden Panji dapat menangkap Singa Lodro di hutan Lodaya.
- Tari Loro Blonyo. Tari Loro Blonyo merupakan gambaran Dewi Sri dan saudaranya Dewa Sadana. Dewi Sri adalah Dewi pelindung padi dan pemberi berkah serta merupakan lambang kemakmuran. Dewa Sadana adalah Dewa sandang pangan. Pada saat sekarang, kedua dewa dan dewi tersebut sudah sirna dari bumi pertiwi dan menetap di Tirta Kedasar. Sepeninggal mereka keadaan bumi pertiwi makin terpuruk. Bencana, malapetaka serta huru-hara terjadi di mana-mana. Atas petunjuk Dewa Wisnu agar keadaan kembali aman tenteram maka kedua dewa dewi tersebut harus dikembalikan. Hal tersebut tidak mudah karena untuk mendapatkan mereka harus berhadapan dulu dengan raksasa penunggu negara Tirta Kedasar. Semar akhirnya bisa membawa kembali mereka dan bumi pertiwi kembali pulih. Untuk mensyukuri keberhasilan tersebut dibunyikan kothekan lesung yang berirama magis. Tepuk tangan buat Karanganyar.
- Ebleg adalah kesenian khas Kabupaten Kebumen. Sepasukan pemuda memakai kostum warna-warni etnik naik kuda kepang melawan 2 Ular Raksasa. Selamat bagi Kebumen yang telah menampilkan kesenian daerahnya.
- Tarian Soreng Manggala Mangsah Yuda. Sekelompok pasukan perang dipimpin seorang komandan yang meniup terompet kerang bak perang Bharatayuda. Gadis-gadis cantik pasukan Srikandi meramaikan suasana. Pakaian yang gemerlapan menimbulkan suasana ceria.
- Tarian Jathilan. Tarian kera-kera seperti di ramayana. Ada yang berkostum putih rombongan Hanuman. Berkulit merah rombongan Hanggada. Dan Berbulu biru rombongan Anila. Tidak ketinggalan raksasa-raksasa berambut panjang naik kuda kepang.
- Tari Kretek. Tari Kretek diilhami akar kesejahteraan yang sampai kini dirasakan di Kabupaten Kudus. Beberapa penari ayu memakai kain kebaya, selendang bergaris hitam dengan topi lebar sedang membawa tampah tempat tembakau. Tarian menggambarkan kegiatan membuat rokok
- Karya tari yang merupakan kolaborasi Seni Grasak dan Kuntulan ini menceritakan pentingnya kembali kepada alam. Persembahan gunungan berisi sayur dan buah-buahan digotong 4 pemuda gagah. Serombongan petani dan perajurit berkuda mengawalnya.
- Tari rebana,
- Tari Rebana Santri. Putra-putri memakai kain batik khas pekalongan memainkan rebana. Sepatu tali kulit dengan krincingan membuat suasana meriah sekali. Warna hijau dan merah mendominasi disamping gemerlap keemasan
- Terjing Madroh. Gabungan dari Terbang Genjring, Marawis dan Tari Hadroh memeriahkan suasana. Gadis-gadis berpakaian ala Gypsy dengan bahan batik pekalongan warna-warni memeriahkan suasana.
- Tarian Beksan Jurit Ampil menggambarkan salah satu laskar putri Raden Mas Said yang bergelar Pangeran Samber Nyawa. Jangan dianggap menakutkan, putri-putri penari Jurit Ampil memakai kebaya putih lengan pendek membawa gendewa panah dan cundrik dan menari penuh keanggunan. Mahkota janur menghiasi rambutnya
- Tari Warak Dugder. Mengiringi Patung warak sekelompok gadis berpakaian Encim putih biru melenggang lenggok dengan manisnya. Asal kata Dug Der adalah suara bedug Dug Dug dan suara merian Dher. Campuran budaya Islam, Jawa dan Cina melatar belakangi seni ini.
- Tari Prajurit Bumi Rumekso merefleksikan masyarakat pada masa prakemerdekaan. Pasukan putri bersenjatakan panah dan Pasukan pria bersenjatakan toya mempertahankan bumi pertiwi. Gerak yang sederhana namun tegas menjiwai tari ini.
- Tari Kuncaraning Batik Solo memukau semua hadirin. Semua penari membawa bermacam-macam batik. Gerak tari yang gemulai dan kompak sangat indah sekaligus mempromosikan nama motif kain batik. Pada zaman dulu motif batik seperti sebuah yantra, alat afirmasi bagi pemakainya.
- Tari Kuntulan adalah gerak pencak silat yang diwujudkan dalam tarian. Semangat penari membangkitkan gelora semangat penonton.
- Tari Topeng Ireng yang dinamis sangat indah dan membuat para penonton memberi tepuk tangan riuh rendah

Sejarah Tari Jawa Tengah


Sejarah Tarian Jawa - Jawa Tengah

Tari sering disebut juga ”beksa”, kata “beksa” berarti “ambeg” dan “esa”, kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan, yaitu menyatu jiwanya dengan pengungkapan wujud gerak yang luluh.
Seni tari adalah ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui gerak-gerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai iringannya. Seni tari yang merupakan bagian budaya bangsa sebenarnya sudah ada sejak jaman primitif, Hindu sampai masuknya agama Islam dan kemudian berkembang. Bahkan tari tidak dapat dilepaskan dengan kepentingan upacara adat sebagai sarana persembahan. Tarian Jawa mengalami kejayaan yang berangkat dari kerajaan Kediri, Singosari, Majapahit khususnya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
Surakarta merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton Surakarta dan di Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Kraton Surakarta dan telah mempunyai ahli-ahli yang dapat dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya masih keluarga Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya Surakarta. Macam-macam tariannya :

Srimpi, Bedaya, Gambyong, Wireng, Prawirayuda, Wayang-Purwa Mahabarata-Ramayana. Yang khusus di Mangkunegaran disebut Tari Langendriyan, yang mengambil ceritera Damarwulan.

Dalam perkembangannya timbullah tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya Surakarta. Selain tari yang bertaraf kraton (Hofdans), yang termasuk seni tari bermutu tinggi, di daerah Jawa Tengah terdapat pula bermacam-macam tari daerah setempat. Tari semacam itu termasuk jenis kesenian tradisional, seperti :
-- Dadung Ngawuk, Kuda Kepang, Incling, Dolalak, Tayuban, Jelantur, Ebeg,
Ketek Ogleng, Barongan, Sintren, Lengger, dll.

Pedoman tari tradisional itu sebagian besar mengutamakan gerak yang ritmis dan tempo yang tetap sehingga ketentuan-ketentuan geraknya tidaklah begitu ditentukan sekali. Jadi lebih bebas, lebih perseorangan.

Selasa, 10 April 2012

Latar Belakang Sanggar


LATAR BELAKANG
       Bangsa Indonesia telah dikenal sebagai bangsa yang memiliki beraneka ragam suku,adat istiadat serta seni budaya yang didalamnya mengandung nilai-nilai budi pekerti luhur. 
       Kekayaan seni budaya yang terbentang dari Sabang hingga Merauke bukan sekedar tontonan atau hiburan semata,namun lebih dari itu melalui program-program pemerintah diantaranya adalah Pertukaran Pemuda dan Budaya se-Indonesia ternyata juga mempunyai peranan penting dalam rangka mempererat tali persatuan dan kesatuan bangsa.
       Dengan demikian sudah selayaknya apabila kita turut berpartisipasi aktif memelihara,membina,mengembangkan dan melestarikan elemen-elemen kebudayaan bangsa ini agar kelak dikemudian hari anak cucu kita tidak sampai kehilangan jejak terhadap citra kepribadian nasional.
       Bertolak dari pemikiran tersebut maka kami membulatkan tekad menjadikannya landasan dan motivasi utama di dalam mendirikan Sanggar Seni.
Untuk itu sangat kami harapkan adanya dukungan,kritik maupun saran dari berbagai pihak demi meningkatkan fungsi dan peranan kami sebagai salah satu cagar seni budaya di tanah air.

KEDUDUKAN
Sanggar Seni Perwitasari terselenggara atas swadaya masyarakat,didirikan di 
Jl.Sukardi No.32 RT.03 RW.1 Kelurahan Kemandungan Kecamatan Tegal Barat
Kota Tegal ,pada tanggal 13 Januari 2002.


Dasar,Tujuan Dan Kegiatan

DASAR PEMIKIRAN
Sanggar Seni Perwitasari diselenggarakan atas dasar kesadaran,kepedulian serta tanggung jawab bersama untuk memelihara,membina,melestarikan sekaligus mengembangkan elemen-elemen kebudayaan nasional secara berkelanjutan melalui kegiatan sosialisasi dan regenerasi.

TUJUAN
Tujuan penyelenggaraan Sanggar Seni Perwitasari adalah :
- Penggalian,pembinaan,pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah.
- Meningkatkan minat,semangat dan daya apresiasi masyarakat terhadap beranekaragam seni budaya daerah 
   sebagai bagian dari kebudayaan nasional.
- Menjalin hubungan positif antar pelaku,pemerhati, dan pecinta seni sehingga masing-masing dapat saling 
   memanfaatkan pengalaman maupun pengetahuan mereka. 
- Membentuk kepribadian yang utuh lewat pengenalan atas citra seni budaya kita sendiri

KEGIATAN
1. Sanggar Seni Perwitasari menyelenggarakan beberapa program kegiatan secara teknis dibedakan menurut
    frekwensi pelaksanaanya yaitu meliputi :
    a. Program Rutin 
    b. Program Periodik
2. Penyelenggaraan program kegiatan Sanggar Seni Perwitasari diklasifikasikan sesuai dengan kelompok usia
    dan tingkat kemahiran anggota 

AZAS
Sanggar Seni Perwitasari berazaskan Pancasila dan UUD 1945

KEPENGURUSAN
1. Susunan Pengurus Sanggar Seni Perwitasari terdiri dari :
    a. Pelindung
    b. Pengurus Harian : *Ketua
                                    *Sekretaris 
                                    *Bendahara 
                                    *Seksi-seksi 
2. Setiap Pengurus Harian merangkap anggota 
3. Masa bakti pengurus berlangsung selama 5 tahun,dan dapat dipilih kembali

KEANGGOTAAN
Keanggotaan Sanggar Seni Perwitasari,terdiri dari :
1. Anak-anak
2. Pelajar 
3. Mahasiswa 
4. Seniman-Seniwati
5. Masyarakat











Foto Kegiatan Sanggar Perwitasari

Sabtu, 07 April 2012

-Informasi Pendaftaran Murid Baru

      Bagi siapapun (Semua Umur) yang berminat mendaftar menjadi murid Sanggar Seni Perwitasari silahkan datang ke alamat rumah kami di Jl.Sukardi no.32 Rt 03/Rw 01 Kel.Kemandungan Tegal,Jateng,Indonesia.Untuk jadwal kegiatan sanggar dilaksanakan setiap 1 Minggu/2 kali pertemuan,yakni pada hari Sabtu dan Minggu sore pukul 15.30 WIB.
   

Info lebih lanjut silahkan hub.08156949018 (Bapak Priambodo) atau bisa kirim email ke priambodoSP@gmail.com

Terimakasih..

Rabu, 28 Maret 2012

Kegiatan Rutin Sanggar Seni Perwitasari


?kegiytnFiPe[noF[potegl.

Karawitan
Guru Pengajar
Penabuh Gong
Latihan menari yang diikuti anak-anak
                                     
Pengajar dan murid
Latihan Teater
Penjiwaan karakter sesuai peran